Jumat, 27 Januari 2017

Sepertinya

Dia ?
Iya.

Aku lebih memilih mengatakan dirimu meninggal
Dibanding aku harus mengatakan sikap pengecutmu
Dirimu sebagian dariku waktu itu
Waktu itu,
Bukan lagi hari ini !
Hari ini dirimu sebagian dari waktu itu.
Selamat
Semoga tenang disana.

Disana.

Rabu, 25 Januari 2017

Kemarin

Ku biarkan tubuhku tergeletak begitu saja bersama desiran ombak yang mengenai sebagian tubuhku. Matahari mulai meninggalkanku seorang diri tanpa memperduliakan apa yang sedang ku alami hari ini.
Hari itu akhir 2016 seseorang menabrakkan mobil tepat di depan gerbang kampus dan terlihat jelas darah mengucur dari dalam mobil bersama tangisan seorang bayi. Serentak orang sekitar menghampiri mobil berplat kota nan jauh itu. Dan hari itu aku meninggalkan kelas yang cukup penting buat gelar keduaku. Aku menunggunya di rumah sakit hingga larut. Dini hari jantungku tetap berdetak sama seperti saat melihat kucuran darah siang tadi. Aku pun begitu cepat memutuskan untuk darahku mengalir ditubuhnya.
Tak berapa lama kemudian aku kembali meninggalkan perpustakaan kampus dan menuju rumah sakit lagi tanpa berfikir mengapa dan untuk apa aku kesana. Kali ini tanpa ragu aku menghampirinya dan dokter menanyakan keluarganya bersama dengan pertanyaan tentang siapa aku.

Aku terbangun bersamaan dengan adzan subuh dan ruang operasi sudah kosong. Aku berlari mencarinya dan menemukan di lantai lima tepat menghadap ke arah timur tetap berbaring tak sadarkan diri. Aku meninggalkannya menuju musholla untuk shalat subuh dan mendoakannya. Aku kembali ke ruangan itu, melihatnya sadar walau sekedar. Dua hari aku merawatnya hingga hari ini aku memutuskan untuk tidak segera kembali ke rumah sakit itu. Aku mulai berfikir, mengapa aku begitu merawatnya ? pertanyaan itu terus mengiyang dikepalaku ketika terlontar pertanyaan darinya tentang siapa diriku yang merawatnya beberapa hari ini.

to be countinue...